LIPUTANPRESS.com – Teka teki nahwu shorof merupakan salah satu cara untuk mengasah kemampuan bahasa Arab, khususnya dalam hal i’rab dan bina’. Teka teki ini biasanya berupa kalimat atau rangkaian kata yang memiliki banyak kemungkinan cara baca. Salah satu contoh teka teki nahwu shorof yang cukup populer ialah:
من من من من من منه
Kalimat diatas terdiri dari lima kata “من” dan satu kata “منه”. Jika kita tidak mengetahui i’rabnya pasti akan kebingungan bagaimana cara membacanya dan mengetahui artinya. Apakah kalimat ini berupa pertanyaan ataukah pernyataan? Apakah ini kalimat isim, fi’il atau huruf? dan lain sebagainya.
Baca Juga: Pengertian Fashohah Secara Bahasa dan Istilah
Untuk menjawab teka teki ini, Anda harus menguasai ilmu nahwu dan ilmu shorof. Namun, jika Anda tidak menguasai kedua ilmu ini, Anda tidak perlu kahwatir karena kami akan mengulasnya teka teki ini secara langkap, baik dari segi i’rab-nya maupun artinya.
Teka Teki Nahwu Shorof من من من من من من منه
Berikut adalah uraian i’rab dari kalimat di atas beserta makna atau arti yang terkandung di dalamnya:
مَنْ : اِسْمٌ مَوْصُوْلٌ بِمَعْنَى “اَلَّذِي”، وَاسْمُ شَرْطٍ مَبْنِيٌّ عَلىَ السُّكُوْنِ، فِي مَحَلِّ رَفْعٍ مُبْتَدَأٌ
مَنْ (man) : Isim maushul bermakna اَلَّذِي dan juga merupakan isim syarat. Jumlahnya lafadz tersebut adalah mahal rafa’ karena menjadi mutada’. Adapun arti dari lafadz مَنْ adalah “barang siapa”.
مَنَّ : فِعْلٌ مَاضٍ مَبْنِىٌّ عَلىَ الْفَتْحِ لِعَدَمِ اتِّصَالِهِ بِضَمِيْرِ رَفْعٍ مُتَحَرِّكٍ وَلَا بِوَاوِ جَمَاعَةٍ. فيِ مَحَلِّ جَزْمٍ فِعْلُ الشَّرْطِ، وَفَاعِلُهُ ضَمِيْرٌ مُسْتَتِرٌ تَقْدِيْرُهُ “هُوَ” يَعُوْدُ عَلىَ “مَنْ”، وَالْجُمْلَةُ مِنَ الْفِعْلِ وَالْفَاعِلِ فِي مَحَلِّ رَفْعٍ خَبَرُ الْمُبْتَدَإِ
مَنَّ (manna) : Fi’il madhi mabni fathah karena tidak bertemu dengan dhomir rofa’ mutaharrik dan wawu jama’. Mahal jazm karena jadi fi’il syarat, fa’ilnya berupa dhomir mustatir هُوَ yang kembali pada lafadz مَنْ. Sedangkan jumlahnya lafadz مَنَّ (fi’il dan fa’ilnya) adalah mahal rofa’ karena menjadi khobar. Adapun arti dari lafadz مَنَّ adalah “memberi”.
مِنْ : حَرْفُ جَرٍّ مَبْنِيٌّ عَلىَ السُّكُوْنِ
مِنْ (min) : Huruf jer, mabni sukun.
مَنٍّ : مَجْرُوْرٌ بِمِنْ وَعَلاَمَةُ جَرِّهِ كَسْرَةٌ ظَاهِرَةٌ فِي آخِرِهِ لِأَنَّهُ إِسْمٌ مُفْرَدٌ مُنْصَرِفٌ. وَالْجُمْلَةُ مِنَ الْجَارِّ وَالْمَجْرُوْرِ فِي مَحَلِ نَصْبٍ مَفْعُوْلٌ بِهِ
مَنٍّ (mannin) : Majrur (isim yang dibaca jer), tanda jernya kasrah karena berupa isim mufrod. Jumlahnya lafadz مِنْ مَنٍّ ( jer dan majrur) adalah mahal nashob karena menjadi maful bih. Adapun arti dari lafadz مَنٍّ adalah “pemberian”.
مُنَّ : فِعْلٌ مَاضٍ مَبْنِىٌّ عَلىَ الْفَتْحِ لِعَدَمِ اتِّصَالِهِ بِضَمِيْرِ رَفْعٍ مُتَحَرِّكٍ وَلَا بِوَاوِ جَمَاعَةٍ. وَهُوَ مَبْنِيٌّ لِلْمَجْهُوْلِ وَنَائِبُ فَاعِلِهِ ضَمِيْرٌ مُسْتَتِرٌ تَقْدِيْرُهُ “هُوَ” يَعُوْدُ عَلىَ “مَنْ”. وَالْجُمْلَةُ مِنَ الْفِعْلِ وَنَائِبِ الْفَاعِلِ فِي مَحَلِّ جَزْمٍ جَوَابُ الشَّرْطِ
مُنَّ (munna) : Fi’il madhi mabni fathah karena tidak bertemu dengan dhomir rofa’ mutaharrik dan wawu jama’. Lafadz مُنَّ adalah fi’il mabni majhul, naibul fa’ilnya berupa dhomir mustatir هُوَ yang kembali pada lafadz مَنْ. Sedangkan jumlahnya lafadz مُنَّ (fi’il dan naibul fa’ilnya) adalah mahal jazm’ karena menjadi jawab syarat. Adapun arti dari lafadz مُنَّ adalah “di beri”.
مِنْ : حَرْفُ جَرٍّ مَبْنِيٌّ عَلىَ السُّكُوْنِ
مِنْ (min) : Huruf jer, mabni sukun.
مَنِّهِ : مَجْرُوْرٌ بِمِنْ وَعَلاَمَةُ جَرِّهِ كَسْرَةٌ ظَاهِرَةٌ فِي آخِرِهِ لِأَنَّهُ إِسْمٌ مُفْرَدٌ مُنْصَرِفٌ. وَهُوَ مُضَافٌ وَالْهَاءُ ضَمِيْرٌ مُتَّصِلٌ مَبْنِيٌّ عَلىَ الْكَسْرِ فِي مَحَلِّ جَرٍّ مُضَافٌ إِلَيْهِ
مَنِّهِ (mannihi) : Majrur (isim yang dibaca jer), tanda jernya kasrah karena berupa isim mufrod, selain itu ia juga menjadi mudhof. Sedangkan lafadz (هِ) adalah dhomir muttasil mabni kasrah, ia di i’rabi mahal jer karena menjadi mudhof ileh. Adapun arti dari lafadz مَنِّهِ adalah “pemberiannya”.
Jadi, kalimat diatas jika dibaca maka menjadi:
مَنْ مَنَّ مِنْ مَنٍّ مُنَّ مِنْ مَنِّهِ
Artinya: “Barang siapa yang memberi (suatu) pemberian maka ia akan diberi (pahala oleh Allah Swt) karena sebab pemberiannya”.
Teka teki nahwu shorof ini menunjukkan bahwa betapa kaya dan fleksibelnya bahasa Arab, yang dapat mengekspresikan keanekaragaman makna meskipun dengan kata-kata yang sama. Selain itu, teka teki ini juga memotivasi kita untuk lebih memperdalam ilmu nahwu dan ilmu shorof, agar kita dapat membaca dan memahami bahasa Arab dengan baik dan benar.